Islamic Business Ethics and Leadership Review in China for Yahoo and Google

 Islamic Business Ethics and Leadership Review in China for Yahoo and Google

Yahoo dan Google di China sempat membuat kontroversi dunia Internasional karena adanya pembatasan aktivitas perusahaan yang merupakan sebuah pelanggaran HAM. Banyak hal yang terjadi di negeri Tiongkok tersebut, mulai dari adanya peraturan jurnalistik terhadap media internal eksternal beserta peraturan yang mengatur Multinasional Corporation di sana. Pertumbuhan pengguna internet di Tiongkok setiap tahunnya mengalami inflasi tetapi dengan adanya aturan kebijakan The Great Firewall, masyarakat disana tidak bisa mendapat kebebasan informasi dari Internet ataupun dunia luar. The Great Firewall merupakan aturan yang dibuat negara Tiongkok untuk membatasi efek Globalisasi pada bidang media ataupun MNC seperti Yahoo dan Google dalam menjalankan usahanya di sana. Terkait dengan globalisasi, Tiongkok malah mengendurkan batas-batas nasional dan menguatkan batas nasional hingga ke tingkat jaringan maya. Pada  tahun  2010,  Buku  putih  bertajuk “The Internet in China” yang menjelaskan kedaulatan atas ruang maya dan arus informasi di dalamnya. Kebijakan itu melalui   inspeksi   online   untuk   mengawasi masyarakat, hingga pemberlakuan sensor kata kunci di dalam search engine dari Yahoo ataupun Google dan pemblokiran beberapa   media   sosial   seperti   Facebook,   Twitter,   dan   Instagram yang digantikan dengan search engine ataupun media sosial buatan China.

Segala hal yang terjadi di China membuat pro dan kontra, terjadinya doktrin dan diskriminasi HAM pada masyarakat agar tidak melakukan ekspos data ke dunia maya karena banyaknya pelanggaran HAM seperti human trafficking dan pembunuhan, sedangkan seperti MNC Yahoo dan Google mendapatkan aturan khusus yang membatasi kinerjanya, selain itu PBB juga telah mengetahui apa yang terjadi di China dan mengecam untuk lebih memberikan ruang di era Globalisasi saat ini. Masalah yang terjadi di China menarik untuk dibahas dan mendapatkan kritik keras pada dari dunia Internasional agar terciptanya keseimbangan, perdamaian, dan keamanan sosial.  Dalam tatanan dunia internasional, China sebagai negara superpower tidak membiarkan dunia maya membiarkan masyarakat tahu yang terjadi di sana dan hal itu membuat bargaining position China tergerus USA sebagai rivalnya. Hal ini dibenarkan karena untuk kestabilan negaranya. Pada lain sisi, China terlalu agresif dalam mengatur rakyatnya dalam berekspresi di dunia maya karena adanya aturan otoriter dari negara yang berbasis kerajaan tersebut. Saya sebagai pengkritik keberatan terhadap kebijakan The Great Firewall China ini yang memberatkan masyarakat China karena terdapat perilaku tidak beretika seperti pelanggaran HAM dan dinilai tidak seimbang dengan apa yang China perjuangan di tatanan perekonomian dunia internasional. Apa yang dilakukan China berhak mendapatkan Audit dari PBB secara khusus agar terciptanya keamanan masyarakat di sana.

Pemerintah China mengeluarkan kebijakan The Great Firewall memberikan dampak negatif   untuk perkembangan Yahoo dan Google di China. Pengaruh  politik pemerintah China terhadap Yahoo dan Google  menjadikan mereka seperti pelaku kriminal yang diawasi. Filosofi Yahoo dan Google yang mengedepankan kebebasan serta melepaskan diri dari campur tangan politik telah membawa mereka pada sistem komunis pemerintah China. Yahoo dan Google serta pemerintah China melakukan pembelaan tersendiri bila salah satu ada yang disalahkan, Yahoo dan Google merasa pemerintah China mencampuri urusan internal sistem bisnisnya. Yahoo dan Google selalu menjadi sasaran bila terjadi pergeseran di masyarakat China. Informasi yang mudah diakses oleh masyarakat China melalui Yahoo dan Google menjadi faktor utama pemerintah China mengawasi Yahoo dan Google. Berkembangnya Yahoo dan Google  di  China juga mengancam stabilitas politik dan kekuasaan pemerintahan komunis di China. China merasa terbebani pengaruh Yahoo dan Google bagi penduduk China yang menimbulkan provokasi di antara masyarakat China akibat suatu informasi dan pemberitaan yang seharusnya tidak diketahui publik namun dapat diketahui kedua search engine tersebut.

Kesepakatan China dengan  Yahoo atau Google  mengenai investasi bidang internet yang dilakukan di negara  China  telah  berhenti yang disebabkan tidak tercapainya kesepakatan berkelanjutan antara China dengan Yahoo atau Google selaku investor asing, karena mengalami konflik yang mengganggu stabilitas politik dan kepentingan antara kedua pihak. China tidak menyetujui filosofi Yahoo dan Google yang menginginkan kebebasan dalam menjalankan bisnis di China. Pemerintah China mengawasi Yahoo dan Google melalui kementrian teknologi dan informasi yang melibatkan penjelajahan dunia maya.

Yahoo dan Google mengalami kerusakan sistem internal akibat serangan cyber pemerintah China. China melakukan upaya Great Firewall  untuk  menghalangi Yahoo dan Google yang bergerak  pada  pengguna internet pada umumnya. Sistem Yahoo dan Google bisa mengalami kelumpuhan jika harus bertahan. Yahoo dan Google tidak akan mampu menjalankan bisnis secara maksimal dan akan menimbulkan  kerugian  yang  dialami akibat menjalankan bisnis di China. Pemerintah China menyadari bahwa Yahoo dan Google tidak akan mampu bertahan di China, tidak ada yang bisa dipertahankan Yahoo dan Google jika masih bertentangan dengan sistem dan kebijakan pemerintah China, hal ini menimbulkan citra buruk Yahoo dan Google dari pengguna internet China akibat koneksi yang tidak memungkinkan untuk diakses secara  cepat seperti yang diharapkan seluruh pengguna internet.

Yahoo dan Google sebagai search engine terbesar di dunia dengan total pengunjung melebihi 782,8 juta yang tersebar di berbagai Negara di dunia hanya mampu  menguasai  4,72  %  dari pengguna internet China yang melebihi 500 juta, hal ini disebabkan adanya campur tangan pemerintahan komunis China dalam melumpuhkan nama besar Yahoo dan Google sebagai search engine yang selalu berkuasa sebagai situs yang paling dicari oleh pengguna internet. China tidak menginginkan Yahoo dan Google berkembang pesat terutama dalam bisnis pencarian informasi secara bebas di dunia maya. Kehadiran Yahoo dan Google serta perkembangannya memberikan efek negatif terhadap pemerintahan komunis, pemerintah tidak menginginkan masyarakat leluasa mencari informasi di dunia maya tanpa adanya penyaringan oleh pemerintah. Yahoo dan Google sebagai media pemberi informasi tanpa adanya sensor merupakan musuh yang harus dilengserkan. China tidak menginginkan masyarakatnya terpengaruh oleh kebebasan Yahoo dan Google dalam menjalankan bisnisnya. 

Dalam hal ini pemerintah China telah melakukan pelanggaran hak asasi terhadap dua subjek yaitu Yahoo/Google dan masyarakat China. China memang benar memiliki aturan terhadap Yahoo/Google tetapi setidaknya memberikan sedikit ruang bisnis agar tercermin sebagai negara yang masih memiliki etika bisnis yang baik tanpa mengurangi reputasi China sebagai negara super power. Sedangkan untuk masyarakat China, pemerintah seharusnya juga memberikan sedikit ruang gerak agar terciptanya globalisasi secara positif dengan memberikan kesempatan secara bertahap untuk mereka menjelajah dunia maya melalui search engine terkenal tersebut. Secara logis, pemerintah China melarang masyarakat menjelajah internet dikarenakan banyaknya pelanggaran HAM di Internal China serta sebagai strategi bertahan China sebagai rival negara tempat Yahoo/Google dibuat yaitu di AS. Tanpa mengurangi kekuatan politik dan stabilitas negaranya, China melakukan banyak hal yang berisiko agar tidak teridentifikasi United Nation bila terjadi banyak hal di dalam negaranya. Salah satu hal tersebut adalah The Great Firewall yang banyaknya hal kurang bermanfaat bagi kebebasan masyarakat China sendiri, dan menjadi berbeda dengan masyarakat di negara lainnya yang masih memiliki kebebasan berekspresi di dunia maya. Kebijakan pemerintah China tersebut selain memberikan larangan pada masyarakat juga memberikan larangan pada Yahoo/Google bila masih ingin ada di negara China, mereka harus mematuhi aturan penyensoran yang tidak wajar. Sensor yang harus mereka lakukan adalah dengan menutupi sisi demokratis masyarakat, menutupi pelanggaran HAM dan kejahatan lainnya agar tidak tersebar di dunia maya. Kebijakan penyensoran membuat masyarakat China khususnya seperti boneka yang dikendalikan pemerintahan komunis.

Pemerintah  China serta Yahoo dan Google yang pada mulanya telah menjalin kerja sama terpaksa diakhiri  dengan  konflik  di antara keduanya karena tidak lagi mencapai kesepakatan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Pada akhirnya Yahoo dan Google memilih mengundurkan diri karena pemerintah China telah memiliki tandingan Yahoo dan Google yang diciptakan oleh warga negaranya, pemerintah China lebih memilih bekerja-sama dengan  search engine lokal yang bernama Baidu dan dinilai pro terhadap kebijakan pemerintah China, di lain sisi pemerintah China menginginkan  menguasai pangsa pasar pengguna internet China dari perusahaan asing, hal ini berkaitan dengan upaya meningkatkan popularitas  search engine lokal secara global di dunia secara umum.

Dengan adanya revolusi di China dengan membuat search engine buatan sendiri minimal membuat masyarakat bisa merasakan menggunakan internet dan masuk dalam dunia maya lebih cepat. Selain itu, masyarakat China juga bisa dengan cepat memberikan laporan tindak kejahatan komunis yang tidak wajar kepada dunia Internasional. Dalam hal ini diharapkan akan adanya mediasi antara masyarakat dengan Pemerintahan oleh United Nation sebagai organisasi Internasional yang memiliki visi kemanusiaan agar tercipta keamanan dan ketertiban negara di seluruh dunia. UN bisa menggunakan kewenangannya untuk memberikan pengertian lebih dalam kepada pemerintah China atas kebebasan berekspresi, aturan pengsensoran yang dikurangi, dan tindakan kriminal yang tidak bisa diatasi pemerintah bisa diselesaikan secara bersama.

Dampak positif kemungkinan juga bisa membawa Yahoo/Google kembali menjalankan bisnisnya tanpa ancaman di China. Hal tersebut bisa berhasil bila mereka bekerja sama dengan Band lokal China lainnya seperti HP dan Sony agar lebih memberikan kesempatan bisnis yang sama seperti mereka. Kemungkinan lainnya adalah Yahoo/Google harus bekerja sama dengan pabrikan smartphone lokal Xiaomi, HP dan Sony sebagai search engine paten yang ditanamkan sebagai fitur utama atau tambahan, karena hal tersebut bisa meningkatkan nilai bisnis yang positif pada brand lokal tersebut. Bila pemerintah China memberikan ruang seperti itu, tidak akan menghambat bisnis Yahoo/Google secara terang-terangan dan memberikan ruang ekspresi kepada masyarakat agar tetap bisa mengetahui dunia di luar China. Sehingga China juga bisa menaikan produktivitas ekonominya ketaraf yang lebih tinggi karena adanya peningkatan ekonomi bisnis di bidang gadget yang membantu penyetoran pajak yang lebih tinggi pada pemerintahan China.

Pemerintah China tidak akan merugi bila bisa memadukan brand luar menjadi lokal dan membiarkan masyarakat bebas berekspresi di dunia maya karena dapat meningkatkan perekonomiannya serta akan adanya bantuan dari luar bila terjadi pelanggaran yang sama lagi. Tentunya pemerintah China juga tidak akan lengser dari posisinya sebagai super power State di Asia, karena bisa mengakuisisi brand rivalnya lebih dalam sehingga juga bisa mengetahui perkembangan ekonomi politik negara lain melalui kesempatan yang diberikan China kepada Yahoo/Google.

Kembali kita mengulas pada sisi budaya dan spiritualism, tentunya masyarakat yang ada di negara China dari berbagai jenis budaya dan agama bahkan adanya masyarakat pendatang dari negara lain. Dengan memberikan kebijakan etika bisnis yang baru, pemerintah China juga dapat memberikan ruang kepada mereka agar para pendatang khususnya bisa mempromosikan China ke dunia luar yang bisa mendongkrak perekonomian China melalui segala sektor dan khususnya sektor wisata. Bila sektor wisata tersebut dibuka lebar kepada dunia internasional, China juga bisa melakukan kerja sama dengan MNC lainnya untuk meningkatkan perekonomiannya. Negara China juga terkenal sebagai lahan mencari bekerja, akhir-akhir ini banyak masyarakat muslim yang bekerja di sana, dengan mengurangi aturan komunisnya terhadap mereka, China akan lebih dikenal sebagai negara yang berteloransi tinggi yang mana secara filosofi China adalah negara non muslim. Akibatnya bila telah terjadi keterbukaan, kebebasan ekspresi, dan adanya fasilitas internet yang tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat di China tidak akan membuat China terpuruk dan menurun reputasinya. Namun, bila China masih mempertahankan kebijakan komunis yang tidak beretika, hubungan diplomasi China dengan negara lain seperti negara asal pekerja pendatang muslim di China juga tidak segan menarik semua rakyatnya dan bisa menjadi bumerang karena mereka bisa melaporkan apa yang sebenarnya terjadi di China kepada dunia internasional tanpa adanya Yahoo/Google disanapun.

China sebagai negara yang berfilosofi komunis tentunya akan mempertahankan cara pengaturan pemerintahan dengan budaya kentalnya yang otoriter. Globalisasi pun susah untuk mengakuisisi China dalam sektor bisnis, contohnya adalah Yahoo dan Google selama satu dekade yang berakhir gagal menjalin bisnisnya dengan pemerintahan. Yahoo dan Google juga telah melalui berbagai tahap dan seleksi serta melakukan segala aturan yang diberikan China seperti kebijakan sensor pada search engine yang dimilikinya dengan menghapuskan keyword pelanggaran yang terjadi di China yang dinilai dapat mengganggu stabilitas negaranya. Masyarakat China yang ada pun resah karena adanya kebijakan tersebut yang kurang wajar, dan juga dirasakan warga pendatang dari negara lain yang merupakan tindakan pelanggaran HAM. Pelanggaran China ditutupi dengan membatasi ruang gerak masyarakatnya melalui internet di era Globalisasi saat ini. Hal ini juga berakibat pada China yang akan diawasi UN dan negara tetangganya bila tidak segera mengganti kebijakannya yang tidak mencerminkan kemanusiaan dan keadilan sosial karena lebih banyak meresahkan warganya yang di sana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Green Human Capital

Employee Career Satisfaction as Influenced by Job Performance, Work-Life Balance, and Organizational Justice

Capital EduWork